Mau Dapat Uang Silahkan Daftar

News Update :
Home » » PENYAKIT XERODERMA PIGMENTOSUM

PENYAKIT XERODERMA PIGMENTOSUM

Penulis : Unknown on Sunday, January 13, 2013 | 11:19 AM

MAKALAH XERODERMA PIGMENTOSUM


BAB I 
PENDAHULUAN 
Melalui genetika seorang anak dapat mewarisi penurunan sifat dari ayah dan ibunya. Salah satu contoh kasus penurunan sifat tersebut adalah Xeroderma Pigmentosum. Xeroderma pigmentosum (XP) pertama kali ditemukan pada 1874 oleh Hebra and Kaposi. Xeroderma pigmentosum merupakan kelainan resesif pada autosom. Penderita penyakit langka ini akan mengalami photosensitivity (sensitif terhadap cahaya), kelainan pigmen, dan dapat dengan mudah terkena kanker kulit. Penyakit ini umumnya terlihat pada usia 1-2 tahun. Di Amerika, frekuensi munculnya penyakit ini adalah 1:250.000 dan di Jepang 1:40.000(1). Penelitian menyebutkan bahwa dari 132 pasien Xeroderma Pigmentosum, 70% berusia sekitar 8 tahun dan merupakan ras kulit putih. 57% pasien terkena kanker squamous dan 22% terkena melanoma. 

II. Deskripsi Kasus 
Vignette MP 3 Kasus 3 
Seorang anak laki-laki, X, berusia 16 tahun datang ke rumah sakit bagian kulit dengan keluhan sensitif terhadap matahari. Anak tersebut juga memiliki ciri hiperpigmentasi, degenerasi retina, mikrosefali, dan retardasi mental. Oleh karena itu diagnosis anak tersebut menderita Xeroderma Pigmentosum. 

Studi Kasus 

Nama   : X 
Gender : Male 
Umur    : 16 tahun 
Keluhan:Sensitif terhadap matahari, memiliki ciri hiperpigmentasi, degenerasi retina, mikrosefali, dan retardasi mental 
Diagnosis:Xeroderma Pigmentosum 

BAB II 
PEMBAHASASN 

Pola penurunan genetik Xeroderma Pigmentosum melalui autosom resesif yang memerlukan dua kopi mutagen yang sama masing-masing dari ibu dan ayah. Penderita memiliki kedua gen resesif. Apabila hanya salah satu gen resesif disebut carrier. Misalnya, Jika parental Kk >< Kk, maka menghasilkan filial pertama KK (normal), Kk (carrier), Kk (carrier), dan kk (penderita) dengan persentase 25% normal, 50% carrier, dan 25% penderita. 

Ciri-ciri kelainan autosom resesif adalah dapat terjadi pada pria dan wanita, pola penurunan horizontal yang hanya terjadi pada satu generasi tertentu saja, pada individu carrier tidak menunjukkan adanya kelainan, hanya muncul bila kedua gen zigot resesif, dan sukar dideteksi. 

Perbedaan pertumbuhan sel normal dengan sel kanker yaitu: 
Sel Kanker 
- Tidak mematuhi batas-batas sel pada umumnya 
- Cenderung memasuki aliran darah dan jaringan tubuh untuk pertumbuhan sel baru 
- Tidak berdiferensiasi 
- Immortal 
- Pembelahan abnormal 
- Mampu membentuk pembuluh darah baru 
- Poliferasi 
- Tidak mati jika ada peradangan 
- Mempunyai enzim kolagenase yang menghancurkan lamina basalis sehingga dapat menembus jaringan termasuk pembuluh darah 
- Proto-onkogen menjadi onkogen aktif 

Sel Normal 
- Mematuhi batas-batas sel pada umumnya 
- berdiferensiasi 
- Mortal 
- Pembelahan normal 
- Mati sendiri tanpa peradangan 
- Jika tidak dapat melakukan repair, sel akan bunuh diri (apoptosis) 
- Tumor suppresor gen aktif 

Kanker dapat terjadi apabila terjadi mutasi DNA. Bila terjadi mutasi, sel akan berubah sifat perlahan-lahan. Sel yang tadinya bersifat sosial dan terarah kemudian berubah. Sel yang termutasi tersebut mulai membelah diri (proliferasi) dan membentuk grup tertentu (klonal) di lokasi tertentu dalam tubuh. Dia membangun klonal di situ dan terus menerus membentuk sel-sel baru yang membahayakan bagi teritorial jaringan sehat. Tahap dimana sel kanker membentuk klonal inilah yang dinamakan tahap promosi kanker. Promosi ini akan diikuti proliferasi (pembelahan diri sel kanker menjadi banyak) yang kemudian satu atau lebih sel bisa memisahkan diri dari markas utamanya untuk berpindah ke tempat lain (metastasis). Dengan demikian, sempurnalah kanker sebagai “jaringan baru” dalam tubuh. Terjadinya mutasi dapat disebabkan oleh sinar-sinar radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi (sinar x, proton, dan sinar radioaktif) maupun sinar yang tidak menimbulkan ionisasi (sinar ultraviolet), zat-zat kimia diantaranya tautomeri, hidroksilamin, deaminasi adenin dan sitosin, alkylating depurinisasi, kerusakan kromosom, dan virus yang menginjeksi DNA atau RNA-nya ke dalam sel hospes. Xeroderma pigmentosum terjadi karena ada kelainan pada DNA Repairnya. Konsep DNA repair yaitu enzim endonuklease mengenali pasangan basa yang salah, lalu sekelompok basa termasuk basa yang salah di putus dan dibuang kemudian celah yang kosong diisi oleh DNA polimerase dengan mensintesis rantai baru menggunakan template DNA yang utuh dan kedua untai dihubungkan oleh DNA ligase membentuk rantai baru. 

Pada penderita Xeroderma Pigmentosum terjadi kegagalan pada salah satu dari enzim-enzim yang bekerja pada proses nucleotide excision repair (NER) yang merupakan mekanisme perbaikan DNA yang salah dengan pemotongan DNA yang bermasalah dan menutupnya lagi. Enzim-enzim yang bekerja adalah: 

- Enzime endonuklease yang mengkatalisis hidrolisis ikatan interior rantai RNA atau DNA 
- Enzime ligase yang mengkatalisis pembentukan ikatan dua molekul substrat 
- Enzime polimerase yang mengkatalisis proses pembentukan senyawa (polimer) 

Akibat kelainan enzim DNA repair pada Xeroderma Pigmentosum adalah stratum korneum menebal dan terjadi karsinoma pada sel basal, sel skuamosa, dan melanoma. Kelainan bukan pada DNA polimerase tetapi pada enzim DNA repair. 

Pada penderita XP, terjadi kelainan pigmentasi kulit. Sel yang berfungsi dalam pigmentasi kulit adalah sel melanosit. Melanosit membentuk melanin sendiri, berwarna coklat kekuning-kuningan, dan berasal dari neuroektoderm. Bentuknya bundar, sitoplasmanya pucat, dan memiliki juluran sitoplasma untuk menyebarkan pigmen dalam lapisan atas sel epidermis. Melanosit dapat ditemukan di lapisan dermis dan epidermis, yaitu di antara sel-sel basalis, di antara membran basale dan stratum spinosum, di daerah genitalia, di folikel rambut, dan iris mata. 

Melanosit terdiri dari inti sel, anak inti sel, dan juluran sitoplasma. Pewarnaan khusus melanosit menggunakan pikrosirius hematoksilin. Sintesa pigmen melanin diawali dengan enzim tirosinase mengubah asam amino tirosin menjadi 3,4 dihydroxyphenylalanine (DOPA). DOPA kemudian menjadi dopaquinone yang setelah beberapa kali mengalami transformasi, dikonversi menjadi melanin yang merupakan protein. Enzim tirosinase disintesis di retikulum endoplasma kasar dan dikumpulkan di vesikel kompleks golgi. Vesikel bebas kini disebut melanosom tahap II, tempat melanin dikumpulkan dan membentuk melanosom tahap III. Kemudian, struktur ini kehilangan aktivitas tirosinasenya dan menjadi granul melanin. Granul melanin bermigrasi ke ujung cabang melanosit dan kemudian dipindahkan ke dalam keratinosit stratum malpighi. Begitu masuk ke dalam keratinosit, granula melanin akan berkumpul di daerah sitoplasma. Proses pelepasan granula ini disebut sekresi sitokrin.Mekanisme proteksi kulit terhadap sinar ultraviolet yaitu paparan sinar ultraviolet akan meningkatkan enzim tirosinase dalam melanosit sehingga produksi melanin meningkat dan penimbunan melanin dalam keratinosit bertambah sehingga kulit menjadi gelap. Setelah masuk ke keratinosit, granula melanin berkumpul di sitoplasma sehingga inti akan terlindung dari radiasi matahari. Melanin akan menyerap sinar ultraviolet. 

Macam-macam neuron berdasarkan jumlah percabangan neuroplasmanya yaitu neuron unipolar yang memiliki satu cabang keluar dari badan sel saraf, bipolar yang memiliki dua cabang pada badan sel saraf di sisi saling berlawanan yang berperan sebagai akson dan dendrit, multipolar yang memiliki lebih dari dua cabang pada badan sel saraf dan salah satunya berfungsi sebagai akson, dan pseudo-unipolar yang memilik satu cabang dekat perikarion dan terbagi menjadi dua cabang yang membentuk huruf T dengan satu cabang terjulur ke ujung perifer dan yang lain terjulur ke sistem saraf pusat. 

Retina dibagi menjadi beberapa lapisan dari luar ke dalam (ke arah kornea), yaitu lapisan epitel pigmen retina, lapisan batang dan kerucut (lapisan fotoreseptor), lapisan tengah neuron bipolar yang menghubungkan sel batang dan sel kerucut dengan sel-sel ganglion, dan lapisan dalam sel-sel ganglion yang berhubungan dengan sel-sel bipolar melalui dendritnya dan mengirimkan akson ke susunan saraf pusat. Akson-akson ini berkumpul pada papila optikus dan membentuk nervus optikus. Diantara lapisan batang dan kerucut dan sel-sel bipolar, terdapat daerah yang disebut lapisan pleksiform luar atau lapisan sinaptik, tempat terbentuknya sinaps antara kedua jenis sel tersebut (fotoreseptor dan bipolar). Daerah tempat terbentuknya sinaps anatara sel bipolar dan sel ganglion disebut lapisan pleksiform dalam. Retina memiliki struktur terbalik karena cahaya mula-mula melintasi lapisan ganglion dan kemudian lapisan bipolar sebelum mencapai lapisan batang dan kerucut. 
R, rod; C, cone, FMB, flat midget bipolar cell; IMB, invaginating midget bipolar cell; H, horizontal cell; IDB, invaginating diffuse bipolar cell; RB, rod bipolar cell; I, interplexiform cell; A, amacrine cell; G, ganglion cell; MG, midget ganglion cell. 

BAB III 
Kesimpulan 
Xeroderma pigmentosum merupakan kelainan resesif pada autosom,karena bermutasinya beberapa gen yang terlibat dalam perbaikan – pemotongan dimer timin, dimer timin-sitosin, ataupun dimer sitosin pada DNA. 

Xeroderma pigmentosum disebabkan oleh mutasi pada DNA repair dan diturunkan secara genetik pada autosom resesif. Penderita akan mengalami penebalan pada stratum korneum akibat pigmentasi berlebih dan mudah menderita kanker kulit. 

Ciri-ciri kelainan autosom resesif adalah dapat terjadi pada pria dan wanita, pola penurunan horizontal yang hanya terjadi pada satu generasi tertentu saja, pada individu carrier tidak menunjukkan adanya kelainan, hanya muncul bila kedua gen zigot resesif, dan sukar dideteksi.
Share this article :

Post a Comment

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Jendela Dunia . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger